Sabtu, 23 Mei 2009

Sedikit Cerita dari Orang Bandung

Ditulis Oleh Dinda

Monday, 04 May 2009
ImageSebelumnya saya minta maaf untuk pihak yg merasa d rugikan, saya dsini bkn untuk memprovokasi or membaut panas 2 kubu yg sedang bertikai...Saya sebagai orang bandung yg skarang tinggal di bekasi lebih senang melihat kedewasaan teman-teman The JAKMANIA ketimbang teman bobotoh/viking.

Saya sudah beberapa kali nonton pertandingan persib di stadion siliwangi bandung meskipun stadion penuh dengan para bobotoh maupun viking tapi di situ saya tidak menemukan kedewasaan dari sebuah suporter yang sudah ada sebelum saya lahir, sepanjang pertandingan yang saya dengarkan hanya cacian untuk wasit yang kurang tegas memimpin pertandingan or cacian terhadap suporter lawan yag hadir maupun musuh merek.

Begitupun sebaliknya saya hanya 1 kali menonton pertandingan Persija, tepatnya Persija vs Persela di stadion senayan, hanya beberapa menit stadion di penuhi warna orange memang tidak kalah dengan bobotoh/viking yang memadati stadion siliwangi dengan warnah biru, tapi di senayan lah saya merasakan terharunya melihat kedewasaan sebuah suporter yg mungkin usiannya lebih muda dari bobotoh, di senayan lah saya mendengarkan nyanyian pembangkit semangat untuk tim Persija bahkan sapaan "Selamat Datang" untuk suporter lawan yg datang ke senayan.

Di situ lah saya merasakan keharmonisan persaudaraan yg kental yg JAKMANIA tunjukkan terhadap suporter lawan yang datang, begitulah yg mereka (JAKMANIA) lakukan tanpa ada cacian terhadap wasit bahkan suporter lawan... Kapan Sepak Bola negeri ini bisa berdamai khususnya untuk suporternya, biar pecinta sepak bola tidak takut lagi dateng ke stadion untuk memberi dukungan terhadap tim kebanggannya...Berdamailah para suporter negri ini seperti yg JAKMANIA saat Persija vs Persela.... bukankah perdamaian itu indah....

Ayo dong bobotoh/viking jngan mau kalah sama The JAKMANIA soal kedewasaan...sesekali kalian mengalah dan mengakui kelemahan kalian untuk menjadi yang terbaik...Amin.

Untuk : Jak Mania pertahankan predikat suporter terbaik mu, jadilah contoh suporter terbaik di negeri ini....Amin.

Untuk bobotoh/ viking maju terus.
salam damai selalu....

Komentar ADMIN : Jangan kapok datang ke GBK...Siapkan energi untuk teriak-teriak. :) Nuhun teh..

Selengkapnya...

Cinta Suporter Sejati

Ditulis Oleh Angga Fraceka

Sunday, 10 May 2009
ImageMungkin banyak teman-teman Jakmania merasa kecewa dgn semakin beratnya peluang Persija meraih gelar juara di Indonesia Super League (ISL),harus kita akui sekarang tim kesayangan kita Persija Jakarta poinnya tertinggal jauh dari Persipura yang semakin kokoh menduduki puncak klasemen, sehingga lebih realistis kalau persija mengalihkan targetnya ke Copa Indonesia.

Tetapi menurut gue kita sebagai seorang Jakers sejati tidak boleh terlarut dalam kesedihan,karena Persija walau boleh di katakan peluangnya hampir tertutup di ISL,ingat apapun kondisi&hasilnya,hal ini tidak boleh sedikitpun melunturkan cinta kita kepada Persija,bukankah kita pendukung Persija&bukan cuma sekedar pendukung tim juara?

Kalau kita cuma pendukung tim juara,mendingan aja kita menunggu mendekati akhir musim lalu kita lihat tim mana yang peluang juaranya paling besar atau bahkan hampir juara kemudian kita dukung/jagokan,tapi itu menurut saya itu bukan sikap seorang suporter sejati tapi sikap seorang pecundang berbaju suporter.

Jadi andaipun Persija gagal meraih gelar,apapun yang terjadi kita harus tetap dukung Persija sampai mati,darah kita akan selalu orens sehingga dukungan kita kepada Persija tidak akan pernah surut selamanya,karena justru di saat inilah tim kesayangaan kita persija sangat,sangat & sangat membutuhkan dukungan moril dari kita agar mental pemain bisa bangkit&lebih termotivasi meraih gelar copa,gelar yang lebih realistis kita raih musim ini.

Kita harus percaya pemain,pelatih maupun management pasti punya keinginan yang sama dengan kita semua yaitu juara mereka berusaha di dalam lapangan sedangkan tugas kita memberikan dukungan maksimal di sisi lapangan/tribun penonton.

Ingat the jakers apapun hasilnya mau menang,seri,mapun kalah seorang suporter sejati takkan pernah luntur cinta&fanatisme terhadap tim kesayangannya.

HIDUP PERSIJA

Selengkapnya...

Minggu, 03 Mei 2009

Biang Keributan Bukan Suporter, Tapi Wasit

Ditulis Oleh Vhey

Thursday, 30 April 2009
ImageKekhawatiran seperti yang dikumandangkan POLRI bahwa supporter sepakbola adalah biang kerusuhan sangat bertolak belakang. ingin bukti?

Pertandingan Indonesia Super League (ISL) 2009 antara Arema VS Persija di stadion Kanjuruhan Malang (26/3) kemarin berlangsung panas, selain karena kedua klub adalah klub besar di tanah air tetapi juga karena nuansa rivalitas yang cukup kental. Puluhan ribu Aremania memadati stadion, begitupun dengan ratusan Jakmania yang hadir di kota Malang.Saya sendiri menjadi yang kurang beruntung, karena tak bias menyaksikan langsung partai ini.

ujur sejak awal saya sudah sedikit khawatir begitu mengetahui bahwa wasit yang akan memimpin pertandingan Arema VS Persija ini adalah Viator Ambariita yang berasal dari Bandung, kenapa?semua Jakmania dan sebagian penikmat bola negeri ini pun paham bahwa rivalitas antara Jakarta dan Bandung sedemikian peliknya. Kekhawatiran yang memang selama 90 menit pertandingan ssedikit demi sedikit terbukti.

Dalam catatan saya ada beberapa keputusan wasit yang amat mempengaruhi jalannya pertandingan dan bahkan sangat kontroversial, berikut beberapa diantaranya :

1. Dimulai dari kartu kuning kedua (kartu merah) untuk Pierre Njanka di menit ke 16 babak ke 1. Kenapa kontroversial?karena sebelum wasit meniupkan peluit tanda Njanka melakukan pelanggaran terhadap pemain Arema sejujurnya disitu telah terjadi pelanggaran terlebih dahulu oleh pemain Arema, yaitu Handsball yang dilakukan oleh pemain Arema ketika berebut bola dengan Njanka. Disini wasit mencoba untuk tegas, tapi jujur terlalu ternburu-buru dan tidak pada tempatnya.

2. Handsball oleh pemain Arema di kotak pinalti Arema yang seharusnya menjadi pinalti untuk Persija, hanya dihadiahkan tendangan bebas untuk Persija. Kenapa wasit tak menanyakan kepada hakim garis terlebih dulu?

3. Dari beberapa kejadian dalam pertandingan ini tentunya kita sepakat yang paling aneh bin controversial adalah disahkanya gol kedua Arema yang dicetak oleh Brown. Baru kali ini saya melihat sosok pelatih Persija Danurwindo emosi dan marah, mungkin baru kali ini Om Danur protes ke wasit. Wajar karena memang insiden ini berawal dari cideranya Ponaryo yang membuat bola dibuang dan pertandingan terhenti, masalah muncul manakala bola yang memang harusnya menjadi bola Fair Play untuk Persija ternyata “dimanfaatkan” secara lick oleh Brown. Bola fair play itu seharusnya baru play on lagi ketika pemain lawan sudah memegang kembali bola. Tapi dalam kasus ini setelah lemparan kedalam, pemain Persija belum sedikitpun memegang bola.

4. Kartu merah kedua dalam pertandingan ini untuk Greg Nwokolo memang sangat tidak jelas bagi saya untuk menilai, karena saya hanya meyaksikan melalui televise, penasaran sayapun mencoba menghubungi beberapa rekan yang menyaksikan langsung di stadion Kanjuruhan, tapi mereka pun bilang bahwa kartu merah itu tidak jelas. Saya semakin yakin bahwa ini anaeh, manakala di layar TV melihat ekspresi dari Greg yang seolah bingung tentang apa yang dilakukan olehnya sehingga kartu merah itu keluar dari saku wasit sesaat ketika Persija menyamakan kedudukan 2-2 oleh Fabio Lopes.

Persija sudah punya jiwa ksatria dengan tidak Walk Out (WO), tapi akankah PSSI diam saja dengan “kelakuan” wasit seperti ini ? jika ingin membentuk SDM yang professional dan berkualitas seperti yang dicanangkan PSSI beberapa hari yang lalu, tentunya anda tidak akan diam kan?

Salut untuk seluruh punggawa tim Persija yang tetap dengan jiwa ksatria memutuskan untuk melanjutkan pertandingan meskipun “gila-gilaan”dikerjai wasitnya. Tim lain yang dikerjai oleh wasit seperti itu belum tentu memiliki jiwa ksatria yang lebih banyak memilih WO (Walk Out) dari pertandingan, sekali lagi saya salut untuk Persija. Salut juga untuk kedua kelompok supporter (Aremania-Jakmania) yang tetap tenang dan saling menghormati menyikapi jalannya pertandingan. Semoga kita mempertahankan kalau kita (Arema-Jakmania) adalah brotherhood selamanya.

Selengkapnya...

Sabtu, 18 April 2009

Download Free Nyanyian The Jak|Mania...

Download Free Lagu-Lagu Persija

Oren-Oren
Sudah Kubilang
Persija
Persija Di Dadaku
Tinggalkan Ras
Abang & None
Lagu Kemenangan
Dua Lima Jigo
Persija I Love U
Kesurupan
Ku Anak Jakarta
Jakarta Kota Gw

Selengkapnya...

Kamis, 16 April 2009

Seberapa Besar Cintamu Terhadap PERSIJA ?

Ditulis Oleh Kristy Jak Angel Jogja

Wednesday, 04 March 2009
ImageHasil draw (1-1) yang diperoleh Persija yang mengawali ‘tour mautnya’ banyak menuai respon dari semua pendukungnya. Ada yang kecewa, ada yang mencaci maki wasit, ada yang pasrah, dan adapula yang bersyukur. Apapun itu aku menganggap bahwa reaksi tersebut sebagai bentuk perhatian mereka pada Persija. Pertandingan Persija vs Pkt yang berlangsung tadi malam tentu banyak menyita perhatian para pecintanya, Jakmania, yang mengharap poin penuh tentunya. Dari detik – detik awal, the jak mulai gelisah menanti kabar dari Bontang. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan dalam GB (Guest Book) Jakmania yang minta live report disana.
Kemenangan merupakan suatu impian setiap suporter terhadap tim kesayangannya. Segala bentuk dukungan baik doa maupun sorak sorai nyanyian spirit banyak dilakukan untuk menyokong perjuangan tim. Namun, ketika hasil tidak sesuai dengan harapan banyak cara untuk mengekspresikannya, mulai dari marah, kecewa, caci maki, hingga dukungan. Masih jelas aku teringat pertandingan antara D S vs P J dalam ISL kemarin (01/03/2009) yang berakhir kekalahan untuk P J(live antv jam 15.00).

Di awal pertandingan pendukung tuan rumah, D S, begitu lantang menyuarakan yel – yel penyemangat bagi timnya. Ketika timnya tertinggal 1 gol, mereka masih sayup – sayup mendukung. Ketika D S mendapat kesempatan untuk menyamakan kedudukan lewat titik pinalti, pemainnya yakni G C ternyata gagal mengeksekusinya. Spontan, pendukung tim tuan rumah menyerukan “G C goblok” berulang – ulang. Yang lebih memprihatinkan kemudian mereka berbalik mendukung lawan dan menyanyikan lagu yang mencemooh tim rumah, adapula yang pulang sebelum pertandingan usai. Ironisnya, ketika D S berhasil membalikkan keadaan, pendukungnya kembali mengelu – elukan tim tuan rumah.

Pada dasarnya, aku menulis tulisan ini sebenarnya ingin mengajak temen – temen The Jakmania untuk kembali merenung tentang seberapa besar sich cintamu pada Persija??? Suporter yang bijak adalah suporter yang selalu mendukung timnya entah itu menang, seri ataupun kalah sekalipun. Bukan maksud menggurui teman – teman, tapi coba dech ingat salah satu slogan kita “JANGAN TANYA APA YANG PERSIJA BERIKAN UNTUK KITA, TAPI TANYA APA YANG KITA BERIKAN UNTUK PERSIJA”.

Melalui tulisan ini pula, aku ingin mengajak anak – anak The Jakmania untuk selalu mendukung Persija disaat mereka berjaya atau saat terpuruk sekalipun. Kita harus yakin macan – macan Persija pasti memberikan yang terbaik untuk pendukungnya. Jika kamu cinta Persija, apapun hasilnya, jadilah pemain ke-12 Persija yang terbaik. Jika tidak, jangan pernah mengatasnamakan Jakmania. Ingat…piala hanya tanda saja kawan. So…seberapa besar cintamu pada Persija kawan???

NB :
Jika teman – teman selalu mengikuti pertandingan ISL yang disiarkan oleh Antv, tentu teman – teman pasti tahu donk tim yang aku kasih inisial D S dan P J ????

Selengkapnya...

Kompetisi Terancam Hampa, Tapi Masih Ada Kesempatan!!

Ditulis Oleh Orens Barat

Sunday, 05 April 2009
ImageKompetisi Liga “Super” Indonesia (LSI) yang terhenti sementara ini akibat berlangsungnya pesta demokrasi di negeri ini menyisakan banyak problema terhadap para pelaku kompetisi dengan label “Super” ini baik Pemain, Manajemen Klub, Pelatih, Official, Sponsor dan semua komponen yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dari ajang kompetisi Liga “Super” ini yang jika dipaparkan satu persatu tentunya akan sangat banyak sekali serentetan problema tersebut dari berbagai macam sebab dan akibatnya.

Namun akibat segala carut-marutnya kompetisi Liga “Super” ini yang paling berimbas cukup besar terhadap tujuan kompetisi ini sendiri adalah akan hilangnya semangat kompetisi itu sendiri yaitu semangat bersaing untuk menjadi yang terbaik.


Jika mencermati perkembangan Liga “Super” saat-saat ini dari hari ke hari tentunya sangat mengenaskan, betapa tidak, disaat sebagian besar team-team kontestan LSI tidak dapat menyelenggarakan pertandingan akibat terganjal ijin keamanan dari pihak Kepolisian, ada beberapa team favorit juara yang “asyik’ memainkan laga kandang mereka seperti Persipura, Persiwa, maupun Sriwijaya FC.

Mengapa dikatakan “asyik” ? tentu saja karena selain mereka bertanding disaat pesaing-pesaing mereka terhenti dalam pengumpulan point sehingga mereka bisa bermain lepas tanpa dihantui kejar mengejar point dari team pesaing, mereka juga berlaga di kandang sendiri dengan tentunya disupport oleh pendukungnya sendiri dan bahkan ada beberapa laga dilangsungkan tanpa adanya siaran Live dari Media Televisi yang seakan-akan mereka berpesta sendiri di kandang sendiri.



“Sekarang banyak klub yang sepertinya tak tahu sedang mengejar apa dan tujuan tertinggi apa yang ingin dicapai (Liga Super). Semuanya seolah menjadi hampa,” pernyataan nelangsa ini dikutip dari Pelatih Persib Bandung, Jaya Hartono untuk menggambarkan kegamangan yang sedang terjadi sekarang ini, betapa tidak, Persipura sekarang ini sudah bertengger kokoh di puncak klasemen sementara dengan raihan poin 55 hasil dari 25 kali pertandingan dimana hasil ini bisa meruntuhkan semangat team lain dalam bersaing ke puncak pimpinan mengingat selisih point yang cukup besar, bahkan hal ini bisa meruntuhkan semangat bertanding para team pesaing mengingat sampai sekarangpun mereka seakan-akan “ditahan pointnya” karena belum ada kepastian kapan & dimana mereka bermain saat jadwal revisi kompetisi beserta sentralisasi venue pertandingan diumumkan pasca Pemilu nanti, belum lagi para pemain dihantui cedera & kelelahan fisik & Psikologis saat pemadatan jadwal kompetisi pada rentang waktu sentralisasi, yaitu 17 April hingga 4 Mei 2009. Selain itu, BLI hanya mau menyebut, sentralisasi tersebut akan dilaksanakan pada tiga atau empat stadion saja yang akan menjadikan kompetisi Liga “Super” ini Hampa.

Semestinya pihak BLI menghentikan total seluruh pertandingan untuk seluruh team kontestan LSI agar aroma rivalitas & serunya kejar mengejar angka tetap terjaga, sehingga kualitas kompetisi dapat benar-benar dinikmati, memang di sepak bola segala sesuatu masih bisa terjadi dengan mengacu pada faham klasik “Bola itu Bundar”. Persija Jakarta sendiri merupakan team yang paling berpeluang merebut tahta klasemen sementara bahkan sampai akhir kompetisi dengan catatan Persija dapat memenangkan seluruh pertandingan sisa termasuk saat berjumpa rival utama Persipura Jayapura, Sriwijaya FC Palembang maupun Persib Bandung, tentunya dengan disertai “Mental Macan” para Pemain Persija yang harus tetap terjaga, kesempatan itu terbuka lebar mengingat ketiga partai ini akan berlangsung di Jakarta yang tentunya akan mendapat dukungan luar biasa dari Jakmania dan para Pecinta Persija.

Ayo Persija… Macan Kemayoran…

Tunjukkan Taringmu… Taklukan Lawanmu…

Kami The Jakmania… Selalu Mendukungmu…

Persija… Persija… JUARA!!!

Selengkapnya...

Inikah Liga (Yang Katanya) Super Indonesia ???

Ditulis Oleh Bib2 Silok

Sunday, 05 April 2009
Image Sungguh aneh bila sebuah Liga sepak bola pertandingannya dibuat seperti sebuah turnamen atau disentralisasi di satu tempat.Namun itulah kenyataannya yang harus diterima oleh peserta Liga Super Indonesia,akibat banyaknya pelarangan pertandingan sepak bola disejumlah daerah dikarenakan adanya jadwal kampanye terbuka partai-partai politik peserta pemilu 2009.

Dengan keluarnya keputusan Badan Liga Indonesia (BLI) yang mengharuskan semua peserta liga mengikuti sentralisasi pertandingan di Jawa Timur untuk menganti pertandingan yang tertunda membuat banyak pihak dirugikan namun apa boleh buat klub tidak bisa menolak,karena ini adalah pilihan terbaik dari yang terburuk yang diberikan oleh BLI,jika menolakpun mereka tidak tahu sampai kapan Liga akan kembali bergulir secara normal tanpa adanya lagi pelarangan-pelarangan dari pihak kepolisian yang secara otomatis akan membengkaknya biaya operasional klub.


Rugi?...sudah jelas!!

Apalagi bagi Tim Macan Kemayoran – Persija Jakarta,sudah tentu ini sangatlah merugikan,disaat Persija Jakarta berpeluang besar menjadi juara walaupun saat ini diklasemen sementara masih berada diperingkat ke empat dengan dinilai 42 dari 21 pertandingan selisih 13 dari pemuncak klasemen Persipura yang telah memainkan lebih banyak 4 pertandingan dari Persija.

Persija otomatis akan kehilangan pertandingan kandangnya akibat sentralisasi pertandingan yang secara matematis menipiskan peluang Persija untuk meraih poin penuh.Padahal jika bermain dikandang sendiri sudah pasti tidaklah susah bagi Persija untuk mendulang point penuh apalagi disaksikan puluhan ribu The Jakmania yang ada di Stadion Utama Gelora Bung Karno.Bukan Cuma poin yang akan hilang dari Persija,kerugian materi juga dipastikan akan dialami yaitu kehilangan pemasukan dari penjualan tiket dan sponsor,kehilangan pemasukan ratusan juta rupiah itu sudah pasti.

Suporter juga dirugikan,khususnya bagi The Jakmania yang pasti tidak bisa total dalam mendukung tim kesayangannya Persija Jakarta saat bertanding ditempat sentralisasi pertandingan,walaupun The Jak hadir didalam stadion namun para pemain Persija tentu tidak akan merasakan suasana seperti disaat meraka bermain di Lebak Bulus ataupun di Gelora Bung Karno yang selama ini telah menjadi kandang mereka. Selain itu para Pemain juga sudah pasti merasa dirugikan,mereka pasti akan mengalami kelelahan dan rentan cedera akibat padatnya jadwal pertandingan yang sudah tentu menguras tenaga dan emosi para pemain.

Mungkin PSSI melalui Badan Liga Indonesia (BLI) harus menganti nama liga menjadi Liga Fleksibel Indonesia,tidak cocok memberi label super,seperti arti dari kata super itu sendiri seharusnya tidak ada satupun yang bisa mengalahkannya apalagi merubahnya,namun kenyataannya selama ini Liga Indonesia selalu kalah oleh surat perintah dari kepolisian yang melarang adanya pertandingan atau kadang kala liga juga harus terhenti akibat adanya jadwal pelatnas tim nasional yang sudah pasti jadwal pertandingan terganggu,molor dari jadwal semula.

Mengapa bisa demikian?mungkin ini dikarenakan BLI tidak becus dan professional dalam menjalankan tugasnya,dan itu terbukti dengan tidak mulusnya perjalanan Liga yang katanya Super di Indonesia.

Sungguh aneh tapi ini nyata hanya ada di Liga Indonesia.

Selengkapnya...

Rabu, 01 April 2009

Sejarah The Jakmania !!

Image The Jakmania berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Menteng. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan kumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.

Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut. Ide ini muncul dari Diza Rasyid Ali, manajer Persija waktu itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, memang Bang Yos (sapaan akrabnya)sangat menyukai sepakbola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali sepakbola Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung atau suporter.

Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat. Gugun Gondrong merupakan sosok paling ideal disaat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.

Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.

Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief. Ia lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, 2003-2005.

Lelaki tinggi, tampan dan sarjana lulusan ITI Serpong inilah yang memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Dibawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya, The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.

Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga pada Pra Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah (Korwil).

Dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat lebih dari 30.000 anggota dari 50 Korwil. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Sdr. Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang.

Selengkapnya...